Menyimak dan membaca berita akhir-akhir ini tentang tanah air saya rasanya sependapat dengan Taufik Ismail, ' malu menjadi Orang Indonesia ' mengapa, inilah alasannya :
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya nomor satu dunia, pengusaha campur aduk jadi penguasa, pejabat sama dengan penjahat, politikus bermetamorfosis menjadi tikus, korupsi menjadi gaya hidup, konsumerisme, hedonisme, yang penting eksis atas nama gengsi dan pergaulan, harga keamanan harus dibayar mahal, terorisme dan gerakan sparatisme berdalih agama dan keyakinan diagungkan, Eksekutif sibuk dengan jilat menjilat pantat kekuasaan, Legeslatif sedang asyik mengotak-atik anggaran gedung baru, Yudikatif selingkuh dengan mafia hukum melahirkan anak haram kemunafikan dan ketidakadilan.
Dinegeriku orang baik dan jujur dimarginalkan, pemulung dan pengemis dikejar-kejar seperti bajingan, para janda dan fakir miskin tidak mendapat santunan, birokrat dan konglomerat asyik suap-suapan.
Dinegeriku suara rakyat dibeli dengan seliter minyak sayur, dua teblek susu, dan mie instan ditambah bonus goyangan erotis artis dangdut dadakan, ideologi partai politik cuma kiasan, saking cairnya beda platform partai pun tidak masalah yang penting sama tujuan yaitu membagi rata kue kekuasaan, gerakan syahwat merdeka jadi biasa, langit ahlak Indonesia runtuh seruntuh-runtuhnya.
Dinegeriku ekonomi berpihak pada pasar dan empunya duit, hukum doyong berderak-derak, situasi politik dan keamananlabil, teror bom dan aliran sesat bermunculan, malu dengan budaya lokal dan nasional alih-alih mengidolakan budaya barat dan popular, nilai-nilai gotong royong, tepa selira, toleransi beragama, kebersamaan, toto tentren loh jenawi tergantikan dengan individualisme, konsumerisme, hedonisme, kapitalisme, anarkisme dan vandalisme.
Malu aku jadi Orang Indonesia............................................................................... !
Seirama dengan gundahan diatas berikut saya nukilkan puisi karya Adhie Massardi yang dibacakan pada malam seni anti korupsi di depan gedung KPK, Jl. HR.Rasun Said Jakarta tanggal 2 November 2009 sehubungan dengan adanya upaya pelemahan KPK.
Negeri Para Bedebah
Karya : Adhie Massardi
Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala
Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah
Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan (Adhie Massardi).
Semoga kita bukan termasuk golongan para bedebah sembari berharap Indonesia berubah,.
Untuk Indonesia yang lebih damai, jujur, dan maju, kalau bukan kita lalu siapa lagi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar